2nd February 2013
Salam Fazword
Salam Fazword
"Setiap Kejadian dalam Hidup Memiliki Makna"
Kesempatan kali ini, saya akan berbagi cerita perjalanan saya yang di akhir kisahnya nanti, saya telah bertemu dengan saudara-saudara saya yang luar biasa di suatu tempat yang penuh memori untuk dikenang.
Perjalanan ini adalah ketika saya memiliki flight schedule Bandung - Surabaya bersama maskapai AirAsia Indonesia. Waktu itu, Selasa, 8 Januari 2013 dijadwalkan saya akan depart pada pukul 08.15 WIB dan arrive di Surabaya pukul 09.30 WIB. Tentu saja hal ini mengharuskan saya tiba di Bandara Husein Sastranegara, Bandung, yang idealnya adalah pukul 7 pagi. Jarak tempuh kosan dengan bandara +- 1 jam ++ (macet, traffic light). Saya berharap perjalanan ini lancar dan sesuai rencana. Akan tetapi, kehendak Allah lebih kuasa tentunya, dan memberikan saya perjalanan yang hampir batal konyol. Kenapa?
Ilustrasi perjalanan | image by: http://liasutandio.files.wordpress.com |
Senin, 7 Januari saya masih disibukkan dengan urus mengurus registrasi kuliah di kampus. Saya harus bertemu bagian keuangan untuk mengurus keringanan biaya kuliah. Aktivitas diawali dari pagi sekali, saya sudah berada di depan ruang bagian keuangan. Tapi, ya mungkin bukan hari aktif mereka jam 8an masih belum ada yang ngantor. Selain mengurus registrasi, saya punya beberapa kewajiban hari itu, di antaranya menyelesaikan urusan proposal ke yayasan, mengurus kosan saya di Pare yang masih belum kelar, beli gift pesanan kakek, perawatan motor yang akan saya tinggalkan liburan sebulan ke depan, dan pemindahan tanggung jawab sebuah event yang saya komandoi. Ya, full day di H-1 keberangkatan. Bisa dibayangkan?
Kembali ke cerita, saya yang tidak mau menyia-nyiakan waktu akhirnya memutuskan kembali nanti dan akan terlebih dahulu membeli gift dan mengurus proposal yayasan serta kosan. Ketiga hal tersebut selesai kira-kira waktu itu jam 11an. Saya kembali ke kampus, bisa bertemu bagian keuangan. Ternyata di sini, saya dapat tambahan kewajiban lagi, yaitu harus meminta Kartu Hasil Studi Sementara ke Admin Jurusan sebagai syarat registrasi mahasiswa dengan status seperti saya. Di bagian akademik, saya diharuskan print sendiri daftar nilai saya semester ini dan membawanya ke admin jurusan untuk ditandatangani Ka. Prodi. Oke, back to kosan untuk print nilai. Ke kampus, lagi-lagi harus diundur karena permohonan tandatangan saya dapat selesai jam 1 siang nanti karena sedang jam istirahat. Okelah, rencana tuhan selalu indah. Registrasi ini menjadi yang paling menyibukkan hari itu.
Jam 1 siang, kembali ke kampus dan berhasil menerima print-out nilai yang telah disahkan. Langsung saya bawa ke bagian keuangan, kembali diberikan 1 tugas baru, yakni meminta surat keterangan ke bagian kemahasiswaan sebagai syarat berikutnya untuk registrasi bagi saya. Okelah, setiap kejadian dalam hidup memiliki makna. Selesai dapatkan surat keterangan, akhirnya berhasil registrasi setelah sebelumnya disuruh kembali mem-foto copy surat keterangan tersebut. Jam 3an sore itu registrasi selesai. Back to kosan dan bersih-bersih motor. Setelah itu merapikan kosan dan tepat sampai maghrib selesai. Lumayan proses yang dilewati hari itu memberikan pelajaran berharga.
Urusan masih belum selesai malam itu, saya harus bertemu teman yang akan saya berikan tanggung jawab event tersebut yang akhirnya bisa bertemu jam 9an malam. Selesai dari itu, kira - kira jam 10 malam kembali ke kosan dan barulah ada kesempatan packing. Bisa dibayangkan?
Okelah sebelum istirahat, saya pesan Taksi dulu untuk keberangkatan besok. Taksi saya minta menjemput di kosan pukul 5.30 pagi esok hari. Selain itu, saya memasang 3 alarm untuk menjaga saya dari kelolosan tidur ditambah minta orang tua menelpon subuh agar langsung terbangun. Konyolnya saya di tempat tidur waktu itu. Bisa dibayangkan?
Kembali ke hari H, dan di sinilah hampir batal konyol itu dimulai.
Berhasil bangun ketika orang tua menelpon, kurang lebih pukul 4 waktu itu. Akan tetapi, saya mengalami bangun jilid dua, yakni ketika ditelpon oleh operator taksi yang menginfokan bahwa taksi telah berada di depan kosan. Terkejut? Tentu saja, saya ingat betul jam waktu itu telah menunjukkan pukul 05.37, atau lebih tujuh menit dari waktu kedatangan taksi yang saya pesan. Astagfirullah, ampuni hambaMu ini ya Rabb. Saya langsung loncat dari kasur dan lari ke luar kosan, terlihat sebuah armada taksi Blue Bird mangkal depan kosan dengan sopir yang sedang asyik membaca koran. "Pak, maaf telat, masih packing" Bohong bener, astaga. Sopir taksinya hanya mengangguk. Saya kembali lari masuk kosan, mandi + Sholat + final packing + pamitan waktu itu luar biasa cepatnya, saya kira kurang dari setengah jam. Luar biasa. Mungkin inilah yang disebut orang sebagai "The Power of Kepepet". Taksi akhirnya berangkat pukul 6 pagi dan leaving for Bandara Husein Satranegara.
Selama perjalanan, hanya deg-degan yang ada sambil memakan roti untuk sarapan. "Pak, kira-kira berapa lama sampai ke Husein?" Saya membuka percakapan. "Kurang lebih 45 menit dek. Adik terbang jam 8 kan? Kalo iya, masih keburu kok. Kita santai saja." Lumayan melegakan saya, tapi masih saja ada perasaan was-was. Hebatnya, saya tiba di Bandara Husein tepat jam 7, bersyukur sekali bertemu sopir taksi seperti bapak ini yang mengetahui jalur-jalur alternatif sehingga dapat sampai tepat waktu dengan perjalanan yang santai pula. Bravo pak! Arigatou Gozhaimasu.
Check-in counter AirAsia keberangkatan ke Surabaya telah dibuka, saya langsung saja check-in menggunakan fasilitas self check-in yang disediakan AirAsia.
Akhirnya, saya memperoleh Boarding pass. Tapi ada yang surprising tertera di situ, bahwa penerbangan saya akan boarding pada pukul 07.15. Apa iya? Waktu itu saja sudah pukul 07.10. Saya langsung masuk ke Waiting room, suasananya sedikit lengang. Begitu juga di apron bandara, hanya terlihat dua A320 AirAsia dan sebuah MA 60 Merpati Nusantara. Pikir saya bahwa mungkin salah satu A320 itulah pesawat saya.
Setelah jam 07.15, kemudian 07.30 tidak ada juga panggilan boarding. Akhirnya saya sadari bahwa mungkin ada kesalahan pada boarding pass yang saya pegang. Toh, sekitar pukul 07.40 sebuah A320 AirAsia mendarat di Bandara Husein. Pesawat bernomor registrasi PK-AXT tersebutlah yang akan membawa saya ke Surabaya, dan ini baru mendarat dari Surabaya juga.
Akhirnya, sekitar pukul 07.55 mendapat panggilan boarding untuk penumpang QZ7632 tujuan Surabaya. Bismillah. Perjalanan dimulai.
Sebagai informasi, mungkin saya adalah penumpang dengan tiket termurah dalam pesawat tersebut. Saya berhasil mendapatkan tiket promo, waktu itu ada promo Liburan Lokal dari AirAsia. Alhamdulillah hanya merogoh kocek Rp175.999 untuk terbang nyaman bersama AirAsia kali ini. Bahkan sudah termasuk harga memesan seat pilihan dimana saya memilih seat 17F. Big thanks to mas Alief N Ardiansyah yang sudah bantu saya dalam reservasi tiket 11 Desember 2012 yang lalu.
Tepat di sebelah PK-AXT, ada MA 60 milik maskapai Merpati Nusantara Airline. Pesawat buatan Xi'an Aircraft Industrial Corp tersebut tampaknya belum jadwal akan terbang.
Proses boarding berlangsung sangat cepat, kurang lebih 10 menit pesawat telah taxiing kemudian takeoff. Sepertinya karena waktu itu tidak banyak penumpang yang menggunakan fasilitas bagasi pesawat, kebanyakan membawa sedikit barang yang dapat dimasukkan ke dalam bagasi kabin. Sekitar jam 8 pagi pesawat telah mengudara menuju Surabaya. Cuaca cerah sangat bersahabat untuk penerbangan waktu itu.
Sekitar pukul 09.05 WIB, pesawat mendarat di Bandara Internasional Juanda, Surabaya (SUB). Waktu mendarat yang lebih cepat dari yang dijadwalkan. Great job AA. Kesan pertama yang sangat baik untuk saya. Saya memutuskan untuk menjadi penumpang terakhir yang keluar dari perut pesawat, karena ingin bertegur sapa lebih banyak dengan pramugari hehehe.. bukan, melainkan agar dapat kesempatan mengambil foto sekitar pesawat kami yang mendarat.
Selesai mengambil gambar, lanjut dengan menumpang bus AirAsia yang akan membawa kami ke terminal kedatangan. Di dalam terminal, suasana masih cukup lengang, mungkin karena masih pagi. Saya sendiri memutuskan untuk istirahat sejenak di dalam gedung terminal sembari menunggu teman saya yang akan menjemput saya.
Saya akan menginap semalam di Surabaya sebelum esok melanjutkan perjalanan ke sebuah tempat di mana banyak memori terukir di sana. Saya nebeng di kosan teman mahasiswa Institut Teknologi Sepuluh November Surabaya. Big thanks to agan Faris Maulana. Di kota inilah saya melihat penataan jalanan kota yang sangat rapi. Baru kali ini saya temukan jalan di kota besar serapi ini. Tapi, ada satu yang membuat saya kurang enak, yaitu panasnya udara. Meskipun pohon dengan rapi berjejer tertanam di pinggir jalan, tapi udara tetap saja panas minta ampun. Teman saya saja harus menyalakan fan 24 jam non-stop di kamarnya. Luar biasa! Di kota ini juga saya mulai mengenal angkutan masyarakat, yang biasanya disebut angkot di kota lain, di sini disebut Lyn. Tidak tahu kenapa, yang jelas inilah ciri khasnya.
Cerita hari itu berakhir karena saya harus segera beristirahat untuk persiapan perjalanan besok pagi. Hal ini menjadi akhir cerita di bagian ini. Bagian kisah di mana hampir saja batal konyol perjalanan yang sudah disusun sematang mungkin sebelumnya.
Terima kasih,
Salam hangat,
Okelah sebelum istirahat, saya pesan Taksi dulu untuk keberangkatan besok. Taksi saya minta menjemput di kosan pukul 5.30 pagi esok hari. Selain itu, saya memasang 3 alarm untuk menjaga saya dari kelolosan tidur ditambah minta orang tua menelpon subuh agar langsung terbangun. Konyolnya saya di tempat tidur waktu itu. Bisa dibayangkan?
Kembali ke hari H, dan di sinilah hampir batal konyol itu dimulai.
Berhasil bangun ketika orang tua menelpon, kurang lebih pukul 4 waktu itu. Akan tetapi, saya mengalami bangun jilid dua, yakni ketika ditelpon oleh operator taksi yang menginfokan bahwa taksi telah berada di depan kosan. Terkejut? Tentu saja, saya ingat betul jam waktu itu telah menunjukkan pukul 05.37, atau lebih tujuh menit dari waktu kedatangan taksi yang saya pesan. Astagfirullah, ampuni hambaMu ini ya Rabb. Saya langsung loncat dari kasur dan lari ke luar kosan, terlihat sebuah armada taksi Blue Bird mangkal depan kosan dengan sopir yang sedang asyik membaca koran. "Pak, maaf telat, masih packing" Bohong bener, astaga. Sopir taksinya hanya mengangguk. Saya kembali lari masuk kosan, mandi + Sholat + final packing + pamitan waktu itu luar biasa cepatnya, saya kira kurang dari setengah jam. Luar biasa. Mungkin inilah yang disebut orang sebagai "The Power of Kepepet". Taksi akhirnya berangkat pukul 6 pagi dan leaving for Bandara Husein Satranegara.
Selama perjalanan, hanya deg-degan yang ada sambil memakan roti untuk sarapan. "Pak, kira-kira berapa lama sampai ke Husein?" Saya membuka percakapan. "Kurang lebih 45 menit dek. Adik terbang jam 8 kan? Kalo iya, masih keburu kok. Kita santai saja." Lumayan melegakan saya, tapi masih saja ada perasaan was-was. Hebatnya, saya tiba di Bandara Husein tepat jam 7, bersyukur sekali bertemu sopir taksi seperti bapak ini yang mengetahui jalur-jalur alternatif sehingga dapat sampai tepat waktu dengan perjalanan yang santai pula. Bravo pak! Arigatou Gozhaimasu.
Check-in counter AirAsia keberangkatan ke Surabaya telah dibuka, saya langsung saja check-in menggunakan fasilitas self check-in yang disediakan AirAsia.
Self Check-in Process | Image by: sumabeachlifestyle.com |
My Boarding Pass |
A320-200 PK-AXT of AirAsia Indonesia | Image by: @Fazword |
Akhirnya, sekitar pukul 07.55 mendapat panggilan boarding untuk penumpang QZ7632 tujuan Surabaya. Bismillah. Perjalanan dimulai.
Boarding QZ7632 AirAsia | Image by: @Fazword |
Tepat di sebelah PK-AXT, ada MA 60 milik maskapai Merpati Nusantara Airline. Pesawat buatan Xi'an Aircraft Industrial Corp tersebut tampaknya belum jadwal akan terbang.
MA60 Merpati | Image by: @Fazword |
Sekitar pukul 09.05 WIB, pesawat mendarat di Bandara Internasional Juanda, Surabaya (SUB). Waktu mendarat yang lebih cepat dari yang dijadwalkan. Great job AA. Kesan pertama yang sangat baik untuk saya. Saya memutuskan untuk menjadi penumpang terakhir yang keluar dari perut pesawat, karena ingin bertegur sapa lebih banyak dengan pramugari hehehe.. bukan, melainkan agar dapat kesempatan mengambil foto sekitar pesawat kami yang mendarat.
A320 AirAsia Malaysia | image by: @Fazword |
My PK-AXT | image by: @Fazword |
Saya akan menginap semalam di Surabaya sebelum esok melanjutkan perjalanan ke sebuah tempat di mana banyak memori terukir di sana. Saya nebeng di kosan teman mahasiswa Institut Teknologi Sepuluh November Surabaya. Big thanks to agan Faris Maulana. Di kota inilah saya melihat penataan jalanan kota yang sangat rapi. Baru kali ini saya temukan jalan di kota besar serapi ini. Tapi, ada satu yang membuat saya kurang enak, yaitu panasnya udara. Meskipun pohon dengan rapi berjejer tertanam di pinggir jalan, tapi udara tetap saja panas minta ampun. Teman saya saja harus menyalakan fan 24 jam non-stop di kamarnya. Luar biasa! Di kota ini juga saya mulai mengenal angkutan masyarakat, yang biasanya disebut angkot di kota lain, di sini disebut Lyn. Tidak tahu kenapa, yang jelas inilah ciri khasnya.
Cerita hari itu berakhir karena saya harus segera beristirahat untuk persiapan perjalanan besok pagi. Hal ini menjadi akhir cerita di bagian ini. Bagian kisah di mana hampir saja batal konyol perjalanan yang sudah disusun sematang mungkin sebelumnya.
"Saya tidak pernah menyangka bahwa perjalanan yang hampir gagal konyol ini, merupakan skenario Allah untuk mempertemukan saya dengan kalian, sahabatku yang luar biasa. Sahabat yang akan selalu diingat. Sepanjang hidup, insya Allah. Semoga kita dapat bertemu kembali di masa depan nanti, aamiin."Semoga bermanfaat bagi kita semua.
Terima kasih,
Salam hangat,
2 komentar:
Just one word : Amazing..
Keren mas @Fazword kisahnya..aku bisa membayangkan betapa crowded nya harimu saat itu..
Ditunggu next story nya...pasti lebih seru..
Arigatou senpai Angga, saya juga terinspirasi oleh teman-teman semuanya, termasuk mas Angga.. hehe
Insya Allah saya lanjutkan mas :)
Post a Comment