Saturday, April 27, 2013

Catatan Perjalanan: Bangkok Day 1

Salam Fazword

Setiap Kejadian dalam Hidup Memiliki Makna
Bangkok Day 1: April 2 2013.


Inilah yang saya sebut sebagai perjalanan jam 1 pagi dari Bandung sampai jam 1 pagi lagi di Bangkok.
Setelah mendarat di Bangkok dengan penerbangan RI900 Mandala Air sekitar pukul 10.20 waktu Bangkok, perjalanan tentu saja masih harus dilanjutkan ke Hotel tempat kami akan menginap. Tapi, sebelum menuju hotel, jadwal kami adalah makan siang dan sholat Dzuhur di bandara. Di Bandara Suvarnabhumi ini ada food court yang di dalamnya ada counter masakan halal. Selain itu, di Bandara ini juga terdapat Muslim Prayer Room yang belum tentu akan kami temukan di perjalanan atau dekat hotel nanti.

Food Court berada di 1FL (lantai 1) Bandara Suvarnabhumi, terminal kedatangan di lantai 2. Sedangkan Muslim Prayer Room (Musholla) terletak di Lantai 3 dan tersebar di tiga titik.

Your Direction | Doc: Fazword

Magic Food Point at 1FL Suvarnabhumi, Halal Food Inside | Doc: Fazword

Yellow Sticky Rice with Chicken curry & Fresh Cucumber (Halal Food) | Doc: Fazword

Muslim Prayer Room Suvarnabhumi Airport at 3rd Floor | Doc: Fazword

Selesai mengisi kebutuhan biologis dan rohani, kami lanjutkan perjalanan menuju hotel. Hotel kami berada di Petchburi Road, Bangkok. Kawasan ini dekat dengan kawasan Siam yang dikenal sebagai jantung kota Bangkok, dekat dengan KBRI dan Pratunam Market, surga belanja yang banyak didatangi warga Indonesia.

Perjalanan menuju Kota Bangkok dari Suvarnabhumi tergolong mudah, karena memang pemerintah Thailand paham betul arti penting menyediakan transportasi mudah akses dari airport menuju kota. Kami menggunakan Airport Rail Link, semacam kereta listrik di Indonesia, tapi di sini lebih bersih, aman, dan nyaman (nilai plus). Kurang lebih memakan waktu 1 jam dari sini ke hotel setelah sebelumnya juga telah berganti transportasi dari Airport Rail Link ke BTS (Bangkok Mass Trnsit System / Sky Train).

Airport Rail Link | Doc: Fazword

Airport Rail Link | Doc: Fazword
Tiba di hotel sekitar pukul 1 siang, lelah? Tentu saja, ditambah panas kota Bangkok yang luar biasa siang itu. Lobby hotel adalah pelampiasan untuk "ngadem". Hotel kami bernama Residence Rajtaevee Hotel, Bangkok. Saya pernah dua kali ketemu orang Indonesia di sini sesama tamu hotel, mungkin hotel ini banyak disukai orang Indonesia.

The Residence Hotel Lobby | Doc: Fazword
Hari 1 tidak berakhir sampai di sini, masih ada waktu kurang lebih 12 jam untuk mengakhiri hari itu. Jadi, tidak boleh disia-siakan. Di itinerary perjalanan yang sudah kami susun, Itinerary yang Saya sebut sebagai itinerary backpacker berjamaah (hehehe) hari itu setelah dari hotel, kami langsung menuju Wat Pho, kuil dimana terdapat patung Budha raksasa yang sedang berbaring. Untuk menuju ke Wat Pho, kami perlu boat melalui Sungai Chao Phraya.

Karena memang perjalanan kami backpackeran, jalan kaki dan transportasi umum adalah kawan sejati kami. Tidak ada travel jemputan, charter travel, dan lain-lain. Naik traditional boat di Chao Phraya river ini jadi berbeda sendiri, karena di sinilah terlihat jelas bagaimana jelinya pemerintah di sana memanfaatkan segala jalur yang ada untuk transportasi sehingga bisa mengurangi kemacetan di kota (meskipun masih ada macet, tapi semacet-macetnya tetap bisa jalan.. hehehe). Fare traditional boat dari tempat kami naik (saya lupa nama dermaganya) sampai di dermaga di mana Wat Pho berada adalah 15 THB/pax, tidak mahal karena kalo dirupiahkan kurang lebih nilainya 5000. Sepanjang perjalanan, lalu lalang fast boat, kapal tongkang, kapal wisata, dan tentunya pemandangan gedung-gedung tinggi kota Bangkok jelas terlihat dari sini. Juga nampak Wat Arun yang kalo waktu malam, terlihat seperti gunung emas bermandikan cahaya.

Boat Route | Doc: Fazword
Chao Praya Boat Ticket 15THB | Doc: Fazword
On boat | Doc: Fazword

Sampai di dermaga dekat Wat Pho, masih butuh jalan kaki sedikit untuk mencapai Wat Pho yang memiliki nama asli: Wat Phra Chetuphon Vimolmangklararm Rajwara Mahaviharn. Panjang juga ya namanya, tapi memang sudah keharusan orang Thailand memiliki nama pendek selain nama asli mereka yang panjang, semisal artis Preechaya Pongtananikorn namanya disingkat dan dipanggil Ice. Masuk Wat Pho, sediakan 100 THB untuk membeli tiket masuk. Tiket ini sudah termasuk kupon yang bisa ditukar dengan fresh drink di dalam. 
Wat Phra Chetuphon Vimolmangklararm Rajwara Mahaviharn (Wat Pho) | Doc: Fazword

Wat Pho Map | Doc: Fazword
Wat Pho Entrance Ticket 100 THB | Doc: Fazword
Di Wat Pho, tidak lain adalah saatnya banyak-banyak berfoto. Indah memang arsitektur yang ada di sana. Patung-patung dari yang kecil hingga yang paling besar (Patung Budha Tidur), arsitektur bangunan kuil, hingga menara-menara atap kuil yang tegak tajam mencakar langit. Keindahan inilah yang membuat kami dan beberapa turis lainnya lupa waktu, karena jam 5 sore Wat Pho tutup. Jam waktu itu sudah lebih jam 5, dan tanpa diketahui, petugas Wat Pho sudah mengunci gerbang. Kami terkunci? Beruntung ada seorang Bapak orang Thailand, nampaknya akrab dengan penjaga Wat Pho akhirnya membantu kami dan meminta penjaga membukakan kami gerbang. Alhamdulillah, akhirnya bisa keluar. Ini satu bukti bahwa keindahan Bangkok bisa bikin lupa waktu hehehe...
Statue inside Wat Pho | Doc: Fazword
Inside Wat Pho | Doc: Fazword

The Reclining Budha | Doc: Fazword
Inside Wat Pho | Doc: Fazword
Selesai dari Wat Pho, sudah memasuki waktu Maghrib. Tentu saja kami harus mencari tempat sholat, dan diputuskan kami akan mencari di kawasan Khao Sarn Road, tujuan kami selanjutnya. Kembali ke dermaga karena perjalanan ke Khao Sarn kami pilih melewati Chao Phraya lagi. Perjalanan waktu maghrib seperti ini, pemandangan di Chao Phraya benar-benar indah. Lihat Wat Arun yang sudah benar-benar mirip gunung emas bermandikan cahaya, gedung-gedung sudah mulai bercahaya, sinar lampu kapal, dan jembatan Bhumibol Bridge yang sudah mulai bercahaya. Indah sekali waktu itu dan tak dirasa sudah sampai di dermaga dimana kami harus turun. Dari dermaga, masih perlu jalan kaki lagi ke Khao Sarn Road. Kali ini, sedikit kebingungan kemana arah seharusnya, tapi apalah guna teknologi GPS kalo tidak bisa menuntun kami ke sana hehehe.. Jalan kaki yang sebelumnya kami kira tidak jauh, ternyata lumayan juga, kurang lebih satu kilometer sebelum menemukan seorang ibu-ibu berjualan steak halal. Clue di sini bahwa pasti di sekitar sini ada masjid/musholla. O ya, selama di sana saya jadi tahu bahwa orang Thailand akan lebih cepat tahu kalo kita menanyakan dimana Surau, bukan dimana Mosque. Syukurnya di dekat tempat ibu-ibu berjualan steak tadi ada sebuah gang yang penduduknya muslim. Di sini juga ada masjid yang cukup besar dan megah. Masjid inilah yang juga kami kunjungi lagi di hari kedua untuk sholat Dzuhur dan Ashar


Wat Arun Night View | Doc: Fazword & Friends
Bhumibol Bridge over Chao Phraya River | Doc: Fazword & Friends
Sight by Chao Phraya | Doc: Fazword & Friends
Mosque near Khao Sarn Road | Doc: Fazword & Friends | 2nd Day Pic
Di  masjid ini, saya berkenalan dengan seorang Da'i orang Thailand, namanya Faozan. Komunikasi kami yang terkendala bahasa, tapi masih bisa saling dimengerti dan dari beliaulah saya tahu bahwa di Bangkok, masyarakat muslim jumlahnya lumayan banyak meskipun masih minoritas yakni +- 2000 orang. Faozan juga yang menginfokan kami tempat makan muslim di Khao Sarn Road, namanya warung Aisyah. Terima kasih akhi, semoga bisa bertemu kembali, aamiin.

Dari sana kami lanjutkan jalan kaki ke Khao Sarn Road. Belum lelah! atau memang lelah tidak terasa karena inilah Bangkok! Sampai di Khao Sarn Road, kesan saya adalah ya inilah kawasan kumpul backpacker  di Bangkok yang dulu hanya bisa saya baca dan bayangkan di Internet, sekarang saya benar-benar ada di sini, melihat dan merasakan auranya sendiri. Ramai, kiri dan kanan jalan turis asing dan makanannya, yang sedang belanja, sekedar duduk istirahat. Berbeda dengan kami, masih melihat-lihat dan mencari satu warung, warung Aisyah. Kebutuhan biologis sudah harus diisi. Sebentar kemudian, kami temukan juga warung ini. Pemiliknya sudah tua dan hanya duduk di depan warungnya, sedangkan kami dilayani oleh ibu-ibu yang ada di sana. Pesan makanan, menunya halal semua, jadi tidak perlu khawatir mau pesan yang mana saja. Di sini saya juga bertemu empat orang Indonesia, tapi tidak sempat kenalan hehe... Ada yang pernah kesini juga?

Selesai makan dan siap lanjut, kami keluar. Tapi, di itinerary kami, hari ini tampaknya sudah harus diakhiri di sini. Masih ada tiga hari lagi untuk dihabisi. Jadi, sebaiknya pulang ke hotel dan istirahat. Untuk pulang, kali ini kami sedikit "eksekutif". Kami naik taksi, meskipun ya masih harus menawar karena sopir taksinya tidak mau pakai Argo, padahal ini taksi meter. Tawar menawar, dari 200 THB yang diminta, akhirnya kami menang di angka 120 THB. Sebenarnya rombongan kami yang jumlahnya 15 orang memesan 4 taksi, dan ternyata taksi yang saya naiki inilah taksi yang dibayar paling murah.. yang lainnya bahkan kalah di angka 200 THB. All hail tawar menawar! haha...
 
Tiba di hotel, malam itu cukup sampai di situ dan fix Bangkok Day 1 diakhiri sampai di sini. Sampai jumpa di Bangkok Day 2.

Summary Rute Bangkok Day 1 : Politeknik Telkom, Bandung  à Soekarno Hatta International Airport Jakarta  à Suvarnabhumi International Airport  à Petchburi Road, Residence Hotel  à Chao Phraya River by Boat  à Wat Pho à Chao Phraya River à Khao Sarn Road  à Residence Hotel.


Catatan Perjalanan Bandung - Jakarta - Bangkok, Read Here

Terima kasih




See you at Bangkod Day 2 Notes.
 





4 komentar:

Anonymous said...

Ditunggu lanjutan ceritanya mas Fathul Azis ;;)

Fathul Azis said...

Siap, ditunggu yak :D
Saya masih nginget inget lagi nih kemana aja hari selanjutnya hihihi

cara mengobati kelenjar tiroid said...

wah kerenn banget bangkok

obat gondok said...

pasti seru banget nih liburan nya

Post a Comment

:)) ;)) ;;) :D ;) :p :(( :) :( :X =(( :-o :-/ :-* :| 8-} :)] ~x( :-t b-( :-L x( :-p =))